Jadi ini kegelisahanku.
Dipandang dari satu sudut, manusia terbagi atas dua. Introvert dan extrovert. Entah bagaimana, aku merasa kacamata sosial memandang tidak adil salah satunya. Ya, yang mana lagi. Introvert tentunya.
Seorang teman pernah menceritakan kegelisahannya. Bagaimana ia merasa berubah menjadi seorang introvert semenjak merubah status sebagai mahasiswa. Aku ingat jelas kalimat pertama yang aku katakan padanya, "loh, terus napa kalau introvert?" Seakan bukan extrovert adalah sebuah kesalahan. Adapula tulisan seorang teman mahasiswa psikologi di media maya. Bagaimana menurutnya seorang introvert harus berusaha untuk berubah. Loh. Mengapa?
Andaikan sebuah spesies, kenapa dipunahkan?
Sincerely,
One proud introvert.