Throwback

You know those words that you say 2.5 years ago? I still hold it on, eventough it may not be reliable anymore.




And, yeah, you may not remember either. It's okay.

Understand This

I know from what you had told me, you wont read this. Well, in case you will, understand this.


B.
When I said that I saw someone looked like you, I wanted to tell you of how I remember you. I didn't want you to hear how you think this strange man looked better than you are. Because the truth is, I don't care.

Lucky Enough

It may sound the cheesiest, but well...that's how it is for me. 


Gitchi gitchi goo, B. :)

This Time

I found it odd how I barely take photos of us whenever we're together

But then I know, I value the time more than the memories in pixels
And it's spoken by someone who value memories that much

Well, maybe that what happens when someone means so much to you.
Be home soon, Ki.

Tanya

Semua orang terus bertanya, "kenapa dia lagi?" Dan jujur saja, aku tidak pernah tahu harus menjawab apa. Ratusan kata ku coba rangkai menjadi kalimat penjelasan. Tidak, tidak pernah terangkai. Rasanya tidak pernah kata-kata itu menjadi kombinasi yang sempurna. Mendekati sempurna pun tidak untuk menjelaskan mengapa. Haruskah ada alasan? Kalau harus, mungkin ini alasannya: mengapa tidak?

Look Up

"So how's it like there?"

*Blubbering....not conscious that I looked up while talking*
And he looked up, too.
"And what's up there? Some kind of cheat sheet?"

Bunga Tidur

Menurutku, bukan tidak mungkin suatu hari aku terbangun dan tidak ingin tertidur lagi. Bukan karena realita jauh lebih indah. Atau belum setidaknya. Justru sebaliknya. Aku benci bunga tidur. Aku benci bagaimana dia memberiku gambaran akan hal dengan terlalu nyata. Membuatku benci saat terbangun. Aku benci bagaimana kau bahkan tak ada untuk menetralisir rasa itu.


Kamu kemana?

Certainty

Long roads remind me of you. Of how, from many opportunities, it just might take me to you. Or not.




Jika

Lalu jika aku cerita kenapa? Jika tidak kenapa? Rasanya akan sama saja. Mungkin kau akan tertawa. Lalu menepuk-nepuk kepalaku. Ya, itu jika kau disini. Atau jika aku disana.

Putih

Katanya putih itu suci

Katanya putih itu bersih
Katanya putih itu kosong
Tapi mengapa jadi tanda mundur?

Tidak kontradiktif
Bukan berarti senada
Tidak sama
Bukan berarti berbeda

Harap

Tolong

Tolong
Tolong
Hanya itu yang aku lolong

Tolong
Jangan hanya hinggap
Kali ini aku mohon
Jangan hanya singgah

Details

I'm a detail lover (despite the fact that I hate making detail on my design).


In a way...I love staring at stuffs. For minutes. To only notice they have beautiful details.

Not only sight. I remember many things way to well. And yes, ironic to the fact that I'm clumless.

I somehow still remember that one day when I couldn't stop listening to Tay's and Ed's song for how it reminded me of you. Of how, since the day before, everything has changed.

Rambu

Layaknya sebuah permainan

Sudah terlalu lama berjalan
Belum terlihat pula kemana arahnya
Kenapa tidak berbelok?

Ikuti arahnya!
Begitu pikiran menggertak
Tidak salah
Tapi tidak benar juga

Layaknya sebuah permainan
Bisa lanjutkan
Bisa hentikan
Mungkin bisa diskusikan

Hai, Mut.

Aku tau aku tidak boleh menangis

Jangan pula menangis
Menampakkan kesedihan pun tabu rasanya
Karena ku tahu ini tak mudah pula untukmu
Tidak akan lebih muda untuk siapa pun

Jadi di sini aku
Duduk di tengah kamar sewaan
Melampaui perjalanan yang tidak sebentar
Tidak, tidak sia-sia
Sungguh aku tidak menyesal

Karena ku yakin
Jauh lebih menyesal bila tak mencoba
Meski tanpa hasil
Iya

Past Midnight

Finn: You and I both know how this thing ends. I-I don't know how or when, and I don't care where you're living or-or what dope you're shacked up with. You are my girlfriend. We are endgame. I know that. And you know that.


GLEEs5

Hello?

No, I don't hate the smoke.

I don't care if I smell like crap because of it.
No, i don't hate the activity.
It doesn't bother me.

What I hate is the fact that I'm waiting for someone to be dying.
And, maybe, the fact that I can't tell you. Not because of my ability, but because I want you realize it by your own.

Lalu

Lalu...terjadilah.


Banyak hal yang terjadi dalam setahun. Berubah banyak. Dalam konotasi baik. Alhamdulillah, aku tidak pernah menyesal. Atau belum?

Ke depannya mungkin tidak lebih mudah, mungkin jg iya. Jalani saja. Bismillah...:)

Kotor

Ganjil

Setelah banyak terlewat
Ada baik dan buruk
Tapi
Mengatakan kebohongan seperti bukan pilihan

Hal baik, kah?
Tidak, kotor
Tapi tidak padanya

Tidak Relevan

Bukan. Bukan kamu yang aku benci.

Bukan. Bukan waktu yang aku benci.
Bukan. Bukan takdir yang aku benci.
Bukan. Bukan kedatanganmu yang aku benci.

Tidak pula kepergianmu.
Tidak lagi, setidaknya.
Sudah lelah, lelah.
Bukan fisik yang berpeluh tandanya.

Aku tahu kamu tidak tuna aksara.
Tidak, aku tidak mengharap.
Sudah lewat momennya.
Atau sepertinya, terasa begitu.

Aku benci bagaimana kamu membenciku.
Bagaimana aku menjadi bodoh.
Bagaimana aku selalu memberi ruang.
Bagaimana aku selalu jatuh.

Aku benci bagaimana mereka benar.
Bahwa kamu salah.
Bahwa aku bodoh.
Bahwa aku buta.

Aku benci melanggar.
Aku benci.
Aku benci bagaimana aku tidak membencimu.
Bukannya aku mau.

Aku benci bahwa kita baik-baik saja.
Di adukan kubus itu.
Terkadang aku harap akan berhenti.
Dan keadaan berubah.

23.02 WIB, 22 Februari 2015.

Tepat berusia 20 tahun 12 jam

Less than 24 hours

I'm turning 20 tomorrow. Yes, that big 20. Yes, I'm freaking out. Despite the fact that my assignment(s) due two days from now (and I'm far from done), it's actually driving me mad.


And sad.
It would be my 2nd birthday of being away from home. I don't mind it last year. I was organizing a big event which was actually so much fun that I don't even care. It's different now. I haven't got home for...6 weeks, I guess? This semester gets me. It's only been 5 weeks, but it already got me. 11 credits of studio is really pain in...literally everything. And responsibility here and there.

However, I actually am proud of myself. I can resist myself of not going home, of rejecting my parents to visit me on my birthday, of not going outside (yes, been in the room for more than 24 hours, doing those studio assignments). I'm sad. So much. But...I guess it's life. Eventually you have no one to depend on but yourself.

Surat

Hai, B.


Lagi-lagi untaian kata yang tak mampu ku sampaikan. Maaf ya. Selalu bingung sesungguhnya. Aku selalu merasa harus jujur pada diri sendiri. Pada dirimu, khususnya. Akan apa yang aku rasakan, akan apa yang aku pikirkan. Tapi aku tahu, mungkin aku akan mengganggu pikiranmu atau bahkan menyakitimu. Jadi, hanya berakhir di sini. Aku selalu berpikir aku mengenalmu. Ya, secara harfiah, aku memang mengenalmu. Tapi dalam banyak situasi, sulit sekali membacamu. Seakan kau adalah aksara baru yang tak pernah kulihat. Jadi, ya begini saja lah. Aku pergi, ya. Kaki ini rasanya sudah terlalu lelah untuk berdiri, atau pun jalan mundur. 

B, again.

You're one of those reasons of why I hate feeling. 



Also, I hate missing you. B. 

Salty.

I don't mind being cheesy.

I actually love being cheesy. Especially with you.
However, please, I need to do my assignment.

Scary, It is.

You scared me. Seriously.

I get scared of mentioning your name too much on daily conversation. And some people might just realize.
I get scared of falling asleep and calling out your name. Yes, I'm a sleeptalker.
I get scared of searching for you in crowd. And some people might just realize.


The scariest part might be, I don't even know how to finish this.

Rasa

Katanya begitu.

Ada jutaan rasa di dunia, tidak mungkin merasakan rasa yang sama lebih dari sekali.
Mungkin begitu. Rasanya selalu beda. Hal yang baik, sesungguhnya. Rasa yang sudah dicicip bertambah.
Sementara ini baik. Sangat baik. Ingin rasanya begini. Tidak juga?

Pertanyaan

Jadi ini kegelisahanku.

Dipandang dari satu sudut, manusia terbagi atas dua. Introvert dan extrovert. Entah bagaimana, aku merasa kacamata sosial memandang tidak adil salah satunya. Ya, yang mana lagi. Introvert tentunya.

Seorang teman pernah menceritakan kegelisahannya. Bagaimana ia merasa berubah menjadi seorang introvert semenjak merubah status sebagai mahasiswa. Aku ingat jelas kalimat pertama yang aku katakan padanya, "loh, terus napa kalau introvert?" Seakan bukan extrovert adalah sebuah kesalahan. Adapula tulisan seorang teman mahasiswa psikologi di media maya. Bagaimana menurutnya seorang introvert harus berusaha untuk berubah. Loh. Mengapa?

Andaikan sebuah spesies, kenapa dipunahkan? 


Sincerely,
One proud introvert.

The Butterflies

I've got a lot of things going on for now.

My GPA is coming out.
This plan.
That plan.
Personal problem.
And....uh...the butterflies.

Anyway I know it's a good sign. I actually love being nervous because then, I know that things get real. Bismillahirrahmanirrahiim. :)



P.S. Anyway, it can actually just me overthinking of everything.