Surat

Hai, B.


Lagi-lagi untaian kata yang tak mampu ku sampaikan. Maaf ya. Selalu bingung sesungguhnya. Aku selalu merasa harus jujur pada diri sendiri. Pada dirimu, khususnya. Akan apa yang aku rasakan, akan apa yang aku pikirkan. Tapi aku tahu, mungkin aku akan mengganggu pikiranmu atau bahkan menyakitimu. Jadi, hanya berakhir di sini. Aku selalu berpikir aku mengenalmu. Ya, secara harfiah, aku memang mengenalmu. Tapi dalam banyak situasi, sulit sekali membacamu. Seakan kau adalah aksara baru yang tak pernah kulihat. Jadi, ya begini saja lah. Aku pergi, ya. Kaki ini rasanya sudah terlalu lelah untuk berdiri, atau pun jalan mundur.